26
okt 2013
Bismillah..
akhi
Fithrawan:
Rasulullah
Shallallaahu alaihi wassallam bersabda: "yang paling banyak memasukkan
orang ke surga adalah takwa dan khusnul khuluq (akhlak yang baik), sedang yang
banyak memasukkan orang ke neraka adalah mulut (lisan) dan kemaluan"
Untuk
kalimat terakhir masalah kemaluan, seringkali dimaknai sebagai perbuatan keji
semacam zina, padahal tidak hanya itu, diantaranya adalah tidak menjaga
kesuciannya atau tidak sempurna dalam bersuci/ taharah / cebok lah bahasa
gampangnya..
Dalam
suatu riwayat, Rasulullah Shallallaahu alaihi wassallam bersama para sahabatnya
berjalan dan mendapati kuburan tua, lalu beliau berkata kepada para sahabat
bahwa, sang penghuni kuburan tersebut sedang disiksa (mendapat siksa kubur)
karena dua hal ringan/dianggap sepele, yaitu 1. Ghibah 2. Kencing/pipis
sembarangan hingga nyiprat2 dan taharah yg tidak sempurna.
Mendengar
hadist ini, dafi bertanya "Yah, kog bisa yaa.., hanya sekedar pipis
nyiprat2 terus di siksa kubur seperti itu..?"
Memang
sepertinya seperti yang Rasulullah bilang, ini sesuatu yang ringan, namun
ternyata Allah Azza wa jalla memandang hal ini adalah sesuatu yang besar..
Para
ulama menjelaskan mengenai hadist ini, sesungguhnya Allah itu mencintai orang
yang mensucikan dirinya..
Efek
dari pipis sembarangan tadi sangat besar, rentetannya : akibat taharahnya tidak
sempurna, maka wudhunya pun tidak sah, akibatnya pula sholatnya juga tidak sah,
bayangkan, dia dianggap seumur hidupnya tidak sah sholatnya alias tidak pernah
sholat kepada Allah Azza wa jalla.. Nauzubillah..
Kaum
Mu'tazilah pernah mencela Imam Malik Rahimahullah dengan kata2: "lihatlah
itu Malik, isi pengajiannya hanya menjelaskan taharah, lalu kain yang menempel
di farji wanita (masalah haid)" sedang kami ini memikirkan kondisi umat.
Kaum Mu'tazilah (kaum yang lebih mengedepankan akal dan logika seperti mirip kaum
liberal dan pluralis) seolah ingin mengatakan bahwa Imam Malik hanya
menjelaskan hal sepele, sedang pengajian mereka lebih membahas masalah umat,
lebih hebat dan besar..
Namun
lihatlah kenyataannya sekarang, ternyata Allah Azza wa jalla malah meninggikan
derajat Imam Malik yang telaten mengajarkan Sunnah Rasulullah Shallallaahu
alaihi wassallam mulai hal yang paling dasar..
Lihatlah,
betapa nama Imam Malik Rahimahullah terasa kekal menjadi salah satu dari 4 imam
mahzab Ahlussunnah wal jamaah..
Sedang
mana nama kaum Mu'tazilah yang mencela beliau..?? Namanya hilang ditelan zaman..
Dalam
kitab2 yang menjelaskan masalah taharah, disebutkan, cara bersuci Nabi
Shallallaahu alaihi wassallam adalah:
- Jika Beliau tidak menjumpai air, maka beliau bersuci dengan batu. Hal ini dijelaskan ulama yaitu menggunakan sesuatu yang menyerap air dari farji, zaman sekarang biasa dengan tisu.
- Jika Nabi menjumpai air, maka Beliau bersuci dengan air.
- Nabi memuji suatu kaum yang menyempurnakan taharahnya dengan bersuci baik dengan batu dan kemudian air. Artinya, dua tahap, farji/kemaluan dibersihkan dari pipis menggunakan tisu, lalu dengan air.
Inilah
yang kemudian dikatakan dalam Firman Allah: "Innallaaha yuhibbul
mutatohhiriin" artinya "Sesungguhnya Allah mencintai orang yang
mensucikan diri"
Dan
ternyata bagi orang yang bersuci yang dicintai Allah Azza wa jalla itu,
mengalami 4 tingkatan. Ini disebutkan dalam kitab Mukhtasor minhaajul qaasidiin:
1.
Mensucikan tubuh dari najis dan kotoran
2.
Mensucikan jiwa dari dosa.
3.
Mensucikan akhlak dari sesuatu yg tercela
4.
Mensucikan ruh dari yang selain Allah Ta'aala..
Tingkatan
tertinggi adalah murni/sucinya Tauhid..
Dan
dimulai dari mensucikan tubuh dahulu.. Karena tiadalah mungkin sucinya ruh dan
jiwa bisa didapat tanpa kesucian tubuh sebagai step awalnya.
Itulah
mengapa para ulama semacam Imam Malik tadi menekankan pengajaran taharah
dahulu, karena beliau paham, mendidik akhlak umat harus dari langkah awal,
setelah umat paham akan pentingnya taharah, InsyaAllah akan mendapat cinta
Allah Ta'aala, barulah seluruh permasalahan umat bisa teratasi..
akhi
Pratomo:
Ya
singkatnya,kalau mensucikan diri sendiri dari najis saja belum benar,bagaimana mungkin
mau mengurusi masalah2 besar dalam umat?
Begitu
kan akhi?
Kajian
bagus sekaliiii
..
akhi Fithrawan:
Wallaahu
a'lam..
Kumpulan
Kajiane ustad2 salaf ya akhi.. Dari berbagai sumber yg sempat teringat.. Bukan
aku.. Hehe
Semua
ulama ahlussunnah mulai ulama 4 mahzab selalu punya kitab yang membahas mulai
taharah..
Dan
itu diikuti oleh ulama2 salaf hingga sekarang, dalam berbagai kajian selalu ada
bahasan kitab taharah dan bersuci ini..
Lihatlah
bagi para pengusung paham liberal dan pluralis.. Sudah berpuluh puluh buku
mungkin sudah mereka keluarkan, tapi adakah bahasan masalah bersuci mereka
bahas..?? Nol.. Jika ada.. Mana?? Justru aku ingin tahu bahasan taharah menurut
mereka, karena mereka jelas anti menukilkan hadist Nabi..
Ternyata
paham liberal, pluralis mulai zaman abad ke 2hijriah ya sama saja ternyata..
Kelihatan membahas sesuatu yg hebat, namun sejatinya kosong tanpa makna apapun
karena tidak pernah melandaskan atas dasar mencari kesucian jiwa..
Inilah
salah satu bukti betapa kamil dan syamilnya (lengkap dan universalnya) Islam
ini.. Yang merupakan Rahmatan lil aalaamiin..
Inilah
satu2 nya agama yang mengajarkan kepada manusia semuanya.. Seluruhnya.. Bahkan
mulai tatacara cawik/ bersucipun ada tuntunan syariatnya. Subhanallah..
Adakah
ajaran yang selengkap ini..??
Mungkin
akhi dan ukhti pernah membaca kisah berikut ini:
Di
eropa, ada seorang wanita yang bekerja memiliki laundry di suatu apartemen.,
dia heran, (maaf) ada celana dalam dari 3kamar yang lain dibandingkan celana2
dalam kamar lainnya.. (pakaian didata ada nomer kamarnya). Celana dalam dari 3
kamar ini tidak berbau, tampak tetap bersih, sedang yg dari kamar lainnya
selalu ada (maaf) pesingnya..
Setelah
diselidiki, ternyata 3 kamar tersebut pemiliknya adalah muslim. Lalu dia bertanya
mengapa celananya tidak berbau? Lalu dijawab: Nabi kami Shallallaahu alaihi
wassallam mewajibkan kami muslim untuk selalu bersuci dan tidak boleh pipis
sembarangan hingga terkena celana..
Sang
wanita tersebut sangat kagum lalu menyatakan tertarik dan masuk Islam..
Lihatlah.. Betapa dari bersuci ini menyebabkan orang mendapatkan hidayah Allah
Ta'aala
Aku
teringat masa kecilku.., saat itu alm Ibundaku Rahimahullahu ta'aala sangat
cerewet buanget kalau mengajarkan masalah cawik dan bersuci ini. Beliau
menekankan banget bahwa air pipis maupun air yg nyiprat2 dibawah kamarmandi/wc
itu bisa membawa najis, jadi celana harus diperhatikan nggabboleh kena
cipratannya sama sekali..!!
Teringat
betapa beliau sangat keras dalam hal air nyiprat ini sambil menekankan.. Ntar
kalau kena, maka wudhunya nggak sah.. Sholatnya pun nggak sah!!
Pengajaran
Ibu ini sangat berpengaruh hingga kini, dan memang sucinya badan dan pakaian
sangat berpengaruh dalam jiwa..
Lalu
jika di jalan sering lihat orang buang air sembarangan di pohon atau
semacamnya, sering sedih sendiri. Karena menunjukkan betapa jahilnya masyarakat
tentang masalah taharah ini..
Lihat
pula di kantor2, dulu malah di kampus waktu masih kuliah, waktu masuk toilet,
hanya ada urinoir.., bingunglah aku gimana cara bersucinya..? Wong (maaf)
pipisnya sambil berdiri dan celana tidak dibuka, terus gimana cawiknya? Apa
nggal akhirnya nggak sempurna taharahnya..?? Pada foto ini tampak contoh urinoir yang nggak ada air buat bersucinya. lalu bagaimana melakukan istinja..? hanya tisyu rasanya kurang.
Dari
sini saja terlihat bahwa masalah taharah ngga diperhatikan di tempat2 tersebut.
Namun Alhamdulillah, sekarang ini urinoir sudah mulai dihilangkan, tempat2 umum
lebih memilih membuat kamar2 kecil tertutup..
Memang
jelaslah, hanya kaum muslimin sajalah yang menekankan masalah taharah dan
bersuci ini.
akhi
Purwito:
Gedung2
kantor baru mostly sudah begitu.. justru kalo hotel2 bintang yg lama malah
belum.. mall2 banyak yg sudah bgitu
Di
kantor2 jakarta yg karyawannya muslim urinoir sekarang lebih islami gus fith,
ada pancuran untuk cawik & dilengkapi dg cover/case sehingga gak nyiprat ke
bawah/samping.. ini sudah jamak sekarang
Kalau
yg atas...alhamdulillah sama,akhi.
akhi
Pratomo:
Mamaku juga sangat cerewet dalam hal cawik
ini...alasannya juga sama.
Ya
hal thaharah inilah juga yg menjadi salh satu penarik minat orang-2 non muslim
buat mempelajari Islam.
Kalau
di Malang sayangnya masih belum banyak yg begitu mas pur...
Masih
banyak mall dan kantor yg pake urinoir model lama,belum diupdate versi baru
kayaknya
akhi Fithrawan:
Ya
benar Akhi Purwito, yang aku sebut tadi urinoir zaman dulu waktu kuliah..
Mungkin
juga karena banyak masukan dari kaum muslimin desainnya dirubah..
Tapi
secara umum di malang ya tetap aja desainnya.. Hehe
di
malang malah buat bilik kamar2 kecil.. Luweh aman..
Coba
aja masuk MATOS atau kayaknya perlu disurvey..
Secara
pribadi aku ngga mau kalau pake urinoir, ngga sreg dan malu aja kalau pipis
bareng ada orang lain..
Lebih
enak bilik sendiri
Opo
meneh saiki banyak gay, bencong.. Walah.. Tambah..
akhi Pratomo:
Pengalaman
pribadi ya wan?hiiiii
akhi
Fithrawan:
Yang
pernah kejadian dengan rekan waktu safar bersama.., di tengah perjalanan
kebelet, lalu dengan entengnya keluar mobil lalu pee di pinggir, lalu diangkat
saja celananya..
Lha
pikirku apa nggak najis itu celana..? Dan itu kemudian sampai seharian sampai
pulang, khan jadi terpikir, gimana sholat duhur ashar maghrib isya nya tadi..??
Dan
yg begini ini bukannya satu dua orang, namun banyak.. Apalagi orang awam..
Tidakkah
kita sedih menyadari hal ini..??
Nggak..,
karena wis mikir malu dulu kalo pake urinoir, jadi mooh wis.. Ora gelem..
Tapi
yang begini jadi pemikiranku juga.., gimana mendisain kamar mandi yg simpel,
ngga potensi nyiprat dan gampang buat taharah dan wudhu..
Mikir
disik 😤
Ayo..tantangan
buat yg orang tek.sipil dan arsitektur
Yang
perlu didesain itu gini ya akhi:
Jika
ada air no problem, desain gampang..
Lha
gimana mendisain juga jika suatu saat air mati.. Ngga ada air..
Ini
kejadian pas kebelet,lalu masuk km/wc ngga ada air semua..
Khan
masak ngempet??
Harus
masuk ke hadist cara taharah nabi yg no 1 jika ngga ada air tadi..
Trus
gimana mendisain wc yg jika kita pipis ngga disiram karena ngga ada air. Tp
ngga bau?
Jdi
mendisain km/wc agar bisa sesuai step sunnah bertaharah Nabi Shallallaahu
alaihi wassallam
Foto ini diklaim sebagai urinoir yang lebih islami, karena ada kran kecil di atas untuk istinja
namun secara umum tetap saja, karena buang air berdiri tidak dianjurkan dalam islam
akhi
Purwito:
Disediakan
aja tissue basah di tiap booth toilet nya.
akhi
Pratomo:
Tapi
kalo masalah air insya Allah di Malang gak terlalu merisaukan yaal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar