Kamis,
3 Muharram 1435H
7
November 2013
Bismillah
Firman
Allah Tabaaroka wata'aala:
"Sesungguhnya
engkau (Muhammad) benar-benar dalam akhlak yang agung (mulia)" (Al Quran
68:4)
Berkata
K.H. Zainuddin MZ Rahimahullah: Jika Allah Ta'aala saja sudah memujinya, apalah
arti pujian kita kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wassallam..
Rasulullah
Shallallaahu alaihi wassallam bersabda : "Sesungguhnya aku diutus hanyalah
untuk menyempurnakan akhlak yang mulia" (Al Hadist)
Di
saat manusia akhir zaman ini limbung mencari contoh, tauladan, idola, pujaan
yang biasanya disematkan kepada aktor, pemain bola, penyanyi, politikus, tokoh
masyarakat, habib habaib, imam dan sebagainya.., selayaknyalah seorang muslim
menomorsatukan idola kepada manusia teragung Muhammad Shallallaahu alaihi
wassallam..
Menjadikannya
tauladan, ibrah, pelajaran, mengambil seluruh contoh dari setiap tindak
tanduknya di kehidupan dunia, hingga penghambaannya kepada Allah Azza wa Jalla,
Tuhan semesta alam..
Semakin
masuk kita ke dalam detik detik sirah An Nabawwiyah, semakin meletup rindu yang
tak tertahankan kepada kekasih tercinta, Muhammad Shallallaahu alaihi
wassallam..
Bukti
cinta adalah mentaati perintahnya dan berusaha sekuat tenaga mencontoh apa yang
menjadi sunnah beliau dalam ibadah dan muamalah..
Sahabat
Abdullah bin Umar Radhiallaahu Anhu dalam hal ini adalah contoh betapa cintanya
beliau kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wassallam. Ummul mukminin Ibunda
Aisyah Radhiallaahu anha berkata: tidak ada yang berusaha benar meniru dan mencontoh
semua gerak gerik Nabi, seperti Ibnu Umar..
Bukan
saja mencontoh dalam hal ibadah dan ketaqwaan, rasa cinta kepada Nabi juga
ditunjukkan dengan mencontoh gerak gerik Nabi Shallallaahu alaihi wassallam.
Jika
Nabi datang dengan unta beliau, lalu unta tersebut berputar 2x dan duduk, lalu
baru beliau sholat 2 rakaat, maka Sahabat Abdullah bin Umar pun menirunya,
diputarnya untanya 2x lalu menderum, turun, kemudian beliau sholat 2 rakaat
persis di tempat bekas Nabi sholat..
Pernah
dalam makan sayur labu, sahabat Ibnu Umar mengaduk aduk sayur mencari labu labu
yang mengapung.., ketika ditanya tentang apa yang dilakukannya itu, dia
menjawab, "aku melihat Nabi Shallallaahu alaihi wassallam juga mengaduk
aduk untuk mencari labu yang mengapung itu..
Sahabat
lain ada yang berkata kepada Nabi Shallallaahu alaihi wassallam: "Wahai
Rasulullah,sesungguhnya hatiku tidak akan tenang sebelum bertemu atau walau
hanya melihat Anda dari kejauhan.."
Dalam
diri Rasulullah Shallallaahu alaihi wassallam memang terpancarkan akhlak dan
budi pekerti yang sangat agung.. Entah bagaimana menggambarkan keluhuran akhlak
manusia yang paling sempurna dari zaman Nabi Adam Alaihissalaam hingga hari
kiamat ini. Seorang yang memiliki akhlak Al Quran..
Para
sahabat jika bertemu beliau Shallallaahu alaihi wassallam tiada sanggup
memandang wajah beliau secara langsung karena pancaran nur kewibawaan yang
tinggi..
Jika
berbicara, tiada terlalu pendek ataupun terlalu panjang, namun penuh dengan
hikmah dan sarat makna..
Nabi
shallallaahu alaihi wassallam adalah sosok yang menyenangkan dilihat, jika
mengenalnya, maka orang akan dengan mudah untuk mencintainya..
Sahabat
yang terbaik bagi sahabatnya, guru terbaik bagi muridnya, suami terbaik bagi
istrinya, ayah terbaik bagi anaknya, Nabi terbaik bagi umatnya..
Sangat
berlemah lembut bagi manusia, tidak pernah mengatakan "tidak" jika
diminta.. Tidak pernah marah jika dirinya yang dicela dan dihina. Beliau marah
jika syariat yang dihina..
Akhlak
yang mulia dan cinta adalah kekuatan dakwah beliau untuk mengajarkan keluhuran
Islam..
Kisah
yang sangat terkenal adalah ketika Abu Bakar Radhiallaahu anhu mendatangi
putrinya, Aisyah Radhiallaahu anha yaitu istri Nabi Shallallaahu alaihi
wassallam setelah meninggalnya beliau..
Abu
Bakar As Shiddiq adalah sahabat terbaik yang selalu berusaha bersegera dalam
kebaikan, berusaha mencontoh seluruh sendi sendi kehidupan beliau Shallallaahu
alaihi wassallam baik dalam ibadah kepada Allah Ta'aala maupun dalam hal
muamalahnya kepada manusia.
Abu
Bakar bertanya kepada putrinya: "Wahai Aisyah, adakah dari Sunnah
Rasulullah Shallallaahu alaihi wassallam yang belum aku tunaikan..?"
Pertanyaan
Abu Bakar kepada putri beliau ini bukan hanya dalam hal ibadah, namun hingga
dalam hal perilaku Nabi semasa hidup yang belum dicontoh oleh beliau..
Lihatlah
betapa kecintaan yang mendalam seorang Abu Bakar kepada Nabi Muhammad
Shallallaahu alaihi wassalam, hingga ingin mencontoh semua amalan beliau..
Dijawab
oleh Ibunda Aisyah Radhiallaahu anha: "Nabi biasa memberi makan seorang
pengemis yahudi tua dan buta yang berada di ujung kota Madinah.."
Namun,
kata beliau, pengemis itu selalu mencaci maki Nabi Shallallaahu alaihi
wassallam..
Demi
kecintaannya kepada jejak jejak perilaku Nabi Shallallaahu alaihi wassallam
semasa hidupnya, bergegaslah Abu Bakar membawa makanan untuk diberikan kepada
pengemis yahudi buta itu..
Setibanya
di sudut kota Madinah, dijumpainya di ujung pasar, seorang pengemis tua yang
sudah renta dimakan usia.. Dilihatnya pengemis itu berkata2 kepada orang orang
yang berlalu di pasar, "Wahai sekalian manusia, Muhammad itu adalah
seorang penipu, jangan mempercayai kata katanya, Muhammad itu adalah pendusta,
jangan ikuti ajarannya.." dan kalimat2 semacam itu meluncur dengan caci
maki dari pengemis yahudi buta itu..
Hati
Abu Bakar bercampur baur, perasaannya teraduk aduk antara heran, marah,
jengkel, dan takjub.. Dalam hatinya, bagaimana Nabi Shallallaahu alaihi
wassallam bisa setiap hari memberi makan orang seperi ini yang mencaci maki
beliau di depan matanya..?
Namun,
karena tekat untuk meniru dan meneruskan kebiasaan Nabi itu, didatanginya sang
pengemis tua buta tersebut.
Sang
pengemis masih dalam keadaannya yang terus mencaci maki Nabi, lalu Abu Bakar
mendekat, mengulurkan tangannya kepada sang pengemis.., sang pengemis paham,
dan dikiranya orang yang setiap hari datang membawakannya makanan telah tiba..
Lalu
Abu Bakar dengan lembut segera menyuapinya.., sang pengemis tersentak..,
dimuntahkannya makanan itu Dan berkata : "siapa Engkau..??" Abu Bakar
menjawab: "Aku orang yang biasa datang.." Abu Bakar tidak ingin sang
pengemis mengetahuinya..
Lalu
sang pengemis membentak: "Tidak..!! Engkau bukanlah dia.., sungguh
tangannya sangat lembut dalam menyuapi makananku, dan tiada sulit mulut ini
menelannya.., dia selalu melembutkannya terlebih dahulu untukku, dikunyahnya
sejenak, lalu dengan lembut disuapkannya untukku dengan penuh
kelembutan.."
Mendengar
itu Abu Bakarpun tersentak, tiada kuat beliau menahan air matanya, beliau
menangis dengan sangat merindukan dan dengan ketakjuban yang sangat akan akhlak
yang teramat agung dari Rasulullah Shallallaahu alaihi wassallam..
Lalu
Abu Bakarpun berkata.., "ya benar, aku bukanlah dia, aku adalah
sahabatnya.., ketahuilah, bahwa orang yang biasa menyuapimu itu telah
meninggal.." Abu Bakar berkata dengan linangan air mata..
Sang
pengemis pun terdiam lalu berkata :" Engkau adalah sahabatnya, siapakah
dia? Karena selama ini dia tidak pernah menyebutkan namanya.."
Abu
Bakar menjawab: "Ketahuilah, sesungguhnya orang setiap hari datang dan menyuapimu
itu adalah Muhammad"
Sang
pengemis yahudi tua dan buta itu tersentak.., bagaikan halilintar menyambar
dengan pukulan yang dahsyat.. Sejenak diapun terdiam.. Lalu kemudian diapun
menangis tersedu sedu..
Dalam
benaknya berkecamuk rasa haru dan kerinduan yang mendalam kepada Nabi
Shallallaahu alaihi wassallam..
Betapa
orang yang paling dibencinya, dicaci makinya setiap hari itu adalah orang yang
paling peduli kepadanya..
Bagaimana
mungkin orang yang setiap hari dihinanya itu adalah orang yang dengan lembut
menyuapi makanan untuknya..
Bagaimana
mungkin orang yang dilecehkannya tiada henti.itu justru orang yang melembutkan
makanan dengan dikunyahnya terlebih dahulu sebelum disuapkan kepada dirinya..
Berarti dalam dirinya ada bagian dari diri Muhammad, karena ada liur kunyahan
dari makanan yang masuk pula ke lambungnya dan aliran darahnya..
Air
mata sang pengemis itu terus saja berlinang.., bercampur rasa penyesalan, rindu
dan ketakjuban yang sangat dalam dirinya.. Ini bukanlah akhlak seorang
manusia.. Ini bukanlah akhlak seorang pendusta.. Dan tidak mungkin ada manusia
agung dengan akhlak yang demikian tinggi akan didustakan..
Dengan
linangan air matanya dihadapan Abu Bakar Radhiallaahu anhu, sang pengemis
berucap lirih "Asyhadu An Laailaaha illallaah, wa asyhadu anna
Muhammadarrosuulullaah"
Sebuah
kalimat pengakuan yang teramat agung terucap dari lisannya yang terpancar dari
hatinya yang kini tersirani ruh keimanan..
Betapa
selama ini Rasulullah Shallallaahu alaihi wassallam tidak pernah sekalipun membalas
celaan dan hinaannya, tiada pula berdebat menunjukkah hujjah hujjah yang tidak
terbantahkan..
Tidak..
Beliau
Shallallaahu alaihi wassallam hanya datang, dengan lembut menyuapinya.. Itu
saja..
Dan
itu sudah cukup menunjukkan betapa tidak ada akhlak yang ter agung dimuka bumi
ini selain akhlak Rasulullah Shallallaahu alaihi wassallam..
Akhlak
yang dalam suatu riwayat dikatakan bahwa akhlak terbaik dari manusia sejak Nabi
Adam Alaihissalaam hingga manusia akhir di hari kiamat..
Akhlak
yang dalam suatu riwayat pula dikatakan, ketika Allah Azza wa Jalla melihat
hati seluruh manusia, ditemukanlah bahwa hati Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi
wassallam adalah hati yang terbaik dari seluruh manusia..
Maka,
sekali lagi, Allah Azza wa Jalla berfirman:
"Sesungguhnya
engkau (Muhammad) benar-benar dalam akhlak yang agung (mulia)" (Al Quran
68:4)
Allaahumma
shalli alaa Muhammad wa alaa ali muhammad..
Riwayat
tadi walau berkali kali dibaca, selalu saja membuat hati terharu. Air Mata
menetes karena kerinduan terhadap akhlak Rasulullah Shallallaahu alaihi
wassallam..
Kita
ini umat Beliau diakhir zaman penuh fitnah.. Tiada pernah menyaksikan Indahnya
Beliau, mendengar khutbahnya, menjadi saksi akan mukjizatnya.. Namun, hanya
dari membaca nash nash periwayatan yang shahih, tetap terpancarkan nur cahaya
akhlak dan cinta Beliau Shallallaahu alaihi wassallam terhadap umatnya..
Lalu,
bagaimana mungkin jiwa ini tidak mencintainya..?
Ikutilah
Sunnah sunnah Rasulullah Shallallaahu alaihi wassallam, gerak gerik dan
perilaku beliau..
Cintailah
yang dicintainya, bencilah apa yanh dibencinya.. Taatilah perintahnya..
Maka
InsyaAllah dari jejak jejak suci itu, kita pun akan mengenal Allah Azza wa
Jalla.. Dzat yang mengutusnya dengan kebenaran..
Wallaahu
a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar