Dari Abdullah Ibn Amru Ibn al Ash Radhiallaahu Anhu, sesungguhnya Nabi Shallallaahu Alaihi Wassallam bersabda:

"Sampaikan dariku walau hanya satu ayat!, dan ceritakan dari bani Israil, tidak perlu takut!, dan barang siapa berbohong atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia bersiap mengambil tempat duduknya di neraka!" (HR. Bukhari)

Blog obrolan ringan antar sahabat yang tergabung dalam grup whatsapp "Abyss mengkaji islam", dengan semangat saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran. Saling mendoakan dan saling memberi motivasi dalam keimanan ISLAM.
Ya, namanya obrolan tentu banyak kesalahan dan kekhilafan, untuk itu kami mohon ampun kepada Allah Azza Wa Jalla, dan mohon maaf sebesarnya bagi semua

Sabtu, 09 November 2013

Ikhlas dalam menyampaikan



6 oktober 2013

Akhi Fithrawan:
Kata para ulama:
Jalan menuju Allah Azza wa jalla itu panjang..
Kita semua hidup di dunia ini akan kepayahan jika memikirkan garis finishnya..
Yang penting adalah berusaha utk tahu jalan kebenaran Allah Tabaaroka wata'aala itu..

Dan jika kita belum finish.., kita mati di atas jalan itu..
Allah Ta'aala yg Maha Rahman dan Rahim hanya melihat keikhlasan kita..

Lihatlah kisah sang pembunuh 100 nyawa.., dia diampuni dan mendappatkan Rahmat Ampunan dari Allah Azza wa jalla, bukan karena dia sudah melakukan keta'atan yang buanyak..

Dia mati dalam perjalanan niat taubat menuju perkampungan orang shalih..
Dan matinya di atas jalan kebenaran itu yg dinilai Allah Ta'aala

Subhanallah..
Dan lihatlah riwayat kisah 2 orang yg melewati perkampungan, yg tidak boleh lewat sana jika belum mempersembahkan sesuatu utk berhala kampung itu.. Simpel apapun boleh walau hanya lalat..

Orang pertama ngga setuju, dia lewat sja ngga peduli, dia hanya yakin pada Allah Azza wa jalla saja sebagai Illah yg berhak menerima sesembahan, lalu dia dibunuh.. Dan oleh Allah Ta'alla dia dirahmati dan dimasukkan surga..

Lalu orang kedua setuju dan mempersembahkan lalat.., ngga lama jalan, dia terkena serangan jantung dan mati..Dan kmudian dia dimasukkan neraka karena telah kufur..

Masuk surga dan neraka karena lalat saja. Dan cerita begini sangat banyak kejadiannya di zaman.sekarang..

Contoh saja.., yg mau wisata ke pura di bali.., ada ritual yg mengharuskan kita pakai selendang dan semacam ikat kepala.., alasannya kita harus menghormati Pura itu..

Dan.. Astaghfirullah.., wisatawan muslim mau saja dan nurut utk menghormati pura dan alasan toleransi..
Di mana akidahnya saat itu..??
Bukankah sudah jatuh menyekutukan Allah Ta'ala walau hnya dengan alasan ikut menghormati pura? Hanya Allah Azza wa jalla sajalah yang ber hak utk di ibadahi

ini persis kisah dua orang dgn lalat tadi
Dan berhati2 lah dengan ucapan seorang Wagub yg berkata: jangan bawa2 agama di sini..
Subhanallah..
Adakah tempat di kolong langit ini yang luput dari pengetahuan Allah Yang Maha Tahu..? Itu ucapan sama dengan jangan bawa2 Allah Ta'aala.. Sama persis..
Namun banyak yang tidak tahu dan tidak sadar.. Dan belajar agama Islam lagi adalah penting agar kita tahu..

Akhi Pratomo:
Ucapan2 seperti kawan kita itu sekarang sudah semakin sering kita dengar. Begitu pula ucapan sang wagub tadi,serupa dgn ucapan salag satu akhwat kita kemarin yo wan.
Kalimat2 seperti: dakwah itu gak gampang,harus ada dasarnya; jangan sok dakwah-2,ngurus diri sendiri aja belum tentu bener; apalagi kalimat spt: jangan bawa2 agama disini; jangan campur adukkan agama dgn urusan dunia...
Salah satu tanda semakin kuat merasuknya sekulerism dan liberalisme agama,terutama Islam. Umat semakin jauh dari agama. Dan semakin alergi kalau ada yg mengingatkan ttg agama

Akhi Fithrawan:
Ya itu tadi, yang muncul adalah kalimat2 spt dari kawan2 kita itu.
Padahal dakwah itu kewajiban setiap muslim,dan menuntut ilmu agama itu fardhu 'ain.
Mungkin itu juga berangkat dari pemahaman yg salah tentang dakwah. Dianggapnya yg namanya dakwah itu hanya berupa ceramah dan tauziah.
Padahal dakwah bermacam2 bentuk dan caranya,betul nggak?
Tidak perlu sekolah hingga S3 untuk mengajarkan membaca..

Cukup bisa membaca.., Lalu diajaarkannya ke penduduk kampung, maka itu berpeluang membebaskan buta huruf di suatu daerah..

Yang penting akhlak dan ikhlas
Tidak perlu menjadi ulama sekaliber Ibnu Taimiyyah untuk mengajarkan istinja dan wudhu yg benar misalnya..

Jika sudah punya ilmu wudhu, lalu diajarkannya.., maka itu berpeluang menjadikan orang orang yg diajarkan wudhu tesb menjadi layaknya Sahabat Bilal Radhiallahuanhu..

Yang hanya dgn cinta wudhu, mengantarkannya ke derajat surga, hingga Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam pun sudah mendengar suara terompah/sandal Bilal RA walau beliau saat itu masih di dunia..
Kembalilah niatnya utk perbaikan diri dan mengajak kepada kebenaran Islam..

Karena..

Ilmu yg bermanfaat itu efeknya multilevel paahala, karena: "barang siapa mengajarkan kebaikan, maka dia mendapatkan pahala orang yang mengikuti kebaikan tersebut.."
Jika hanya "itu saja" misalnya fadhilah menyampaikan kebaikan Islam, maka cukuplah menjadi motivasi kita utk menyampaikan kebaikan.. Cukuplah harap Ridha Allah Azza wa jalla saja..

Apa gunanya ridha manusia yg tidak akan mendatangkan manfaat dan menolak mudharat..?
Sori bukan mau ghibah,tapi karena sebel dgn gaya spt itu jadi gak sadar nyebut nama...hehehe astaghfirullah hal adziim. Karena itulah para ulama menekankan adab penuntut ilmu..

2ramadhan yang lalu itu yang dibahas, di masjid an nuur sebulan penuh, yaitu kitab Adab penuntut ilmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar