6 oktober 2013
Akhi Fithrawan:
Kata para ulama:
Jalan menuju Allah Azza wa jalla itu panjang..
Kita semua hidup di dunia ini akan kepayahan jika memikirkan
garis finishnya..
Yang penting adalah berusaha utk tahu jalan kebenaran Allah
Tabaaroka wata'aala itu..
Dan jika kita belum finish.., kita mati di atas jalan itu..
Allah Ta'aala yg Maha Rahman dan Rahim hanya melihat
keikhlasan kita..
Lihatlah kisah sang pembunuh 100 nyawa.., dia diampuni dan
mendappatkan Rahmat Ampunan dari Allah Azza wa jalla, bukan karena dia sudah
melakukan keta'atan yang buanyak..
Dia mati dalam perjalanan niat taubat menuju perkampungan
orang shalih..
Dan matinya di atas jalan kebenaran itu yg dinilai Allah
Ta'aala
Subhanallah..
Dan lihatlah riwayat kisah 2 orang yg melewati perkampungan,
yg tidak boleh lewat sana jika belum mempersembahkan sesuatu utk berhala
kampung itu.. Simpel apapun boleh walau hanya lalat..
Orang pertama ngga setuju, dia lewat sja ngga peduli, dia
hanya yakin pada Allah Azza wa jalla saja sebagai Illah yg berhak menerima
sesembahan, lalu dia dibunuh.. Dan oleh Allah Ta'alla dia dirahmati dan
dimasukkan surga..
Lalu orang kedua setuju dan mempersembahkan lalat.., ngga
lama jalan, dia terkena serangan jantung dan mati..Dan kmudian dia dimasukkan neraka karena telah kufur..
Masuk surga dan neraka karena lalat saja. Dan cerita begini
sangat banyak kejadiannya di zaman.sekarang..
Contoh saja.., yg mau wisata ke pura di bali.., ada ritual
yg mengharuskan kita pakai selendang dan semacam ikat kepala.., alasannya kita
harus menghormati Pura itu..
Dan.. Astaghfirullah.., wisatawan muslim mau saja dan nurut
utk menghormati pura dan alasan toleransi..
Di mana akidahnya saat itu..??
Bukankah sudah jatuh menyekutukan Allah Ta'ala walau hnya
dengan alasan ikut menghormati pura? Hanya Allah Azza wa jalla sajalah yang ber
hak utk di ibadahi
ini persis kisah dua orang dgn lalat tadi
Dan berhati2 lah dengan ucapan seorang Wagub yg berkata:
jangan bawa2 agama di sini..
Subhanallah..
Adakah tempat di kolong langit ini yang luput dari
pengetahuan Allah Yang Maha Tahu..? Itu ucapan sama dengan jangan bawa2 Allah
Ta'aala.. Sama persis..
Namun banyak yang tidak tahu dan tidak sadar.. Dan belajar
agama Islam lagi adalah penting agar kita tahu..
Akhi Pratomo:
Ucapan2 seperti kawan kita itu sekarang sudah semakin sering
kita dengar. Begitu pula ucapan sang wagub tadi,serupa dgn ucapan salag satu
akhwat kita kemarin yo wan.
Kalimat2 seperti: dakwah itu gak gampang,harus ada dasarnya;
jangan sok dakwah-2,ngurus diri sendiri aja belum tentu bener; apalagi kalimat
spt: jangan bawa2 agama disini; jangan campur adukkan agama dgn urusan dunia...
Salah satu tanda semakin kuat merasuknya sekulerism dan
liberalisme agama,terutama Islam. Umat semakin jauh dari agama. Dan semakin
alergi kalau ada yg mengingatkan ttg agama
Akhi Fithrawan:
Ya itu tadi, yang muncul adalah kalimat2 spt dari kawan2
kita itu.
Padahal dakwah itu kewajiban setiap muslim,dan menuntut ilmu
agama itu fardhu 'ain.
Mungkin itu juga berangkat dari pemahaman yg salah tentang
dakwah. Dianggapnya yg namanya dakwah itu hanya berupa ceramah dan tauziah.
Padahal dakwah bermacam2 bentuk dan caranya,betul nggak?
Tidak perlu sekolah hingga S3 untuk mengajarkan membaca..
Cukup bisa membaca.., Lalu diajaarkannya ke penduduk
kampung, maka itu berpeluang membebaskan buta huruf di suatu daerah..
Yang penting akhlak dan ikhlas
Tidak perlu menjadi ulama sekaliber Ibnu Taimiyyah untuk
mengajarkan istinja dan wudhu yg benar misalnya..
Jika sudah punya ilmu wudhu, lalu diajarkannya.., maka itu
berpeluang menjadikan orang orang yg diajarkan wudhu tesb menjadi layaknya
Sahabat Bilal Radhiallahuanhu..
Yang hanya dgn cinta wudhu, mengantarkannya ke derajat
surga, hingga Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam pun sudah mendengar suara
terompah/sandal Bilal RA walau beliau saat itu masih di dunia..
Kembalilah niatnya utk perbaikan diri dan mengajak kepada
kebenaran Islam..
Karena..
Ilmu yg bermanfaat itu efeknya multilevel paahala, karena:
"barang siapa mengajarkan kebaikan, maka dia mendapatkan pahala orang yang
mengikuti kebaikan tersebut.."
Jika hanya "itu saja" misalnya fadhilah
menyampaikan kebaikan Islam, maka cukuplah menjadi motivasi kita utk
menyampaikan kebaikan.. Cukuplah harap Ridha Allah Azza wa jalla saja..
Apa gunanya ridha manusia yg tidak akan mendatangkan manfaat
dan menolak mudharat..?
Sori bukan mau ghibah,tapi karena sebel dgn gaya spt itu
jadi gak sadar nyebut nama...hehehe astaghfirullah hal adziim. Karena itulah para ulama menekankan adab penuntut ilmu..
2ramadhan yang lalu itu yang dibahas, di masjid an nuur
sebulan penuh, yaitu kitab Adab penuntut ilmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar