Dari Abdullah Ibn Amru Ibn al Ash Radhiallaahu Anhu, sesungguhnya Nabi Shallallaahu Alaihi Wassallam bersabda:

"Sampaikan dariku walau hanya satu ayat!, dan ceritakan dari bani Israil, tidak perlu takut!, dan barang siapa berbohong atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia bersiap mengambil tempat duduknya di neraka!" (HR. Bukhari)

Blog obrolan ringan antar sahabat yang tergabung dalam grup whatsapp "Abyss mengkaji islam", dengan semangat saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran. Saling mendoakan dan saling memberi motivasi dalam keimanan ISLAM.
Ya, namanya obrolan tentu banyak kesalahan dan kekhilafan, untuk itu kami mohon ampun kepada Allah Azza Wa Jalla, dan mohon maaf sebesarnya bagi semua

Senin, 11 November 2013

Obrolan tentang Anjuran Muhasabah diri



9 oktober 2013

Ukhti Fitria:

Pagi ini d bahas ttg Al umuuru bimaqaashidihaa (semua urusan itu tergantung maksudnya). Kaidah ini didasarkan satu hadis yang diriwayatkan dari sayyidina Umr bin Khatab r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda : Segala sesuatu perbuatan, tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap perkara hanya sesuai dengan niatnya. Bahkan di riwayat yang lain menyebutkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda : Banyak amal perbuatan yang secara lahir tampak perbuatan ukhrawi, tetapi bernilai ukhrowi, karena niat yang salah. Begitu pula sebaliknya, betapa banyak perbuatan yang tampak secara lahir termasuk perbuatan duniawi, tetapi di hadapan Allah termasuk perbuatan ukhrawi, karena niatnya baik dan benar.



Puasa merupakan perbuatan ibadah ruhiyah. Hanya dia dan Allah SWT yang tahu. Karena itu, niat adalah merupakan satu-satunya tolok ukur, apakah puasa itur bernilai sebagai ibadah, atau hanya mendapatkan lapar dan dahaga. Maka, berbahagialah bagi kita umat Islam yang mampu meluruskan dan memurnikan niat.

Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa yang berpuasa di bulan suci Ramadhan didasari dengan iman dan niat yang ikhlas karena Allah semata, maka dia akan mendapat ampunan dari Allah dari dosa yang telah dilakukan.



Pernah suatu saat Siti Aisyah R.A. mengadu kepada Nabi. Ya Rasulullah, kita sudah menikah lama, tetapi hingga sekarang belum dikarunia anak oleh Allah SWT, bagaimana seandainya kami membeli seorang budak di pasar, agar ada yang menemani aku di saat engkau bepergian, sehingga aku tidak kesepian, dan ada yang membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Setelah Rasulullah mengijinkan, Siti Aisyah berangkat ke pasar dan membeli seorang budak sebagaimana yang diinginkan. Begitu budak ini dibayar, dan masih di tengah jalan tiba-tiba malaikat Jibril datang, Ya Rasulullah, budak yang baru saja dibeli oleh isterimu itu, jangan sekali-kali engkau ijinkan masuk ke rumahmu. Rasulullah bertanya : Mengapa demikian ya Jibril? Karena catatannya di sisi Allah sebagai calon penghuni neraka, tak layak, dan tak patut sebagai calon penghuni neraka masuk menjadi ahlul bait, bersama dengan Rasulullah SAW yang semua keluarganya disucikan oleh Allah. (QS Al Ahzab : 33).



Mendengar ini, Rasulullah SAW langsung mencegat jangan sampai budak yang dibeli Aisyah itu masuk rumah. Begitu sampai di hadapannya, beliau langsung memberitahu sebagaimana yang dikatakan oleh malaikat Jibril tadi. Mendengar berita itu, budak itu menangis tersedu-sedu, karena harapannya yang ingin menjadi bagian dari keluarga Rasulullah pupus. Dan saat itu juga Rasulullah bersabda : Hari ini aku akan memerdekakanmu, sehingga kamu sekarang bebas seperti orang yang merdeka pada umumnya dan silakan kamu pulang!.



Mendengar Rasulullah mengatakan seperti itu, budak ini tidak berhenti menangis. Melihat reaksinya seperti itu, Rasulullah SAW tidak tega, lalu beliau masuk ke rumah untuk mencari sesuatu untuk menghibur hatinya. Diriwayatkan, bahwa ternyata Rasulullah hanya menemukan satu biji buah kurma. Sambil memberikannya beliau bersabda : Semoga, satu biji buah kurma ini bermanfaat bagi kehidupanmu di masa yang akan datang.



Di perjalanan, satu biji kurma dari Rasulullah itu dimakan sedikit demi sedikit, hingga tinggal separo. Di tengah jalan itu ada seorang pengemis yang kelaparan dan meminta kurma tersebut, tanpa berfikir panjang, karena yang ia punya hanya satu biji buah kurma yang tinggal separo itu, maka diberikanyalah itu kepada pengemis kelaparan tersebut, dan tampaknya langsung dimakannya.



Dalam waktu bersamaan malaikat Jibril datang kedua kalinya kepada Rasulullah dan berkata : Ya Rasulullah, budak yang baru kau suruh pergi tadi, tolong panggil lagi kemari ! Rasulullah menjawab : Ya Jibril, kenapa kau suruh memanggil budak itu kembali, padahal baru saja kau suruh aku memulangkannya, sebenarnya apa yang terjadi ? Jibril menjawab : Budak tadi di tengah jalan bershodaqah dengan separo buah kurma yang kau berikan tadi kepada seorang pengemis yang kelaparan. Dan karena kebersihan niatnya hanya karena Allah taaalaa, akhirnya tercatat suatu kebajikan di sisi Allah. Itulah yang merubah takdir.


Akhi Pratomo:
Eh iyo,nek ndik Malaysia iku untuk seorang ustadz agar bisa ceramah dan dakwah,harus ada lisensinya dari pemerintah,dan tiap bulan dapat gaji rutin kalo gak salah RM 300
Fitria jarang muncul. Posting e duowoooooo..
Kudu tuku tablet sik iki moco ne, i...hehehe guyon kok.

Barokallahu fik

Ukhti Fitria:

Hny ingin berbagi sarapan mox.... krn terpesona oleh crtnya.....

Td pg dgr ceritanya dr ustadzx tp sepotong2, t googling unt mencr crt selengkapx dan q share d sn....mhn d koreksi kl ada slh ketik....

Sik tak lungguh sing penak,terus moco posting ente,i...apik


Ukhti Nadia:

Jazakallah khair


Ukhti Fitria:

Ini terusan crtx : Itulah yang merubah takdirnya, dan sekarang dia adalah calon penghuni surga. Ketika itu, spontan Rasulullah SAW bersabda : ittaqun naaro walau bisikki tsamrotin (jagalah dirimu dari sentuhan api neraka walapun dengan separo buah kurma).

suatu perbuatan walaupun kelihatan sepele, tetapi bernilai luar biasa di hadapan Allah SWT. Oleh karena itu, Rasulullah bersabda : Niatnya orang beriman itu lebih mulia daripada perbuatannya. Hal ini relevan dengan firman Allah surah al Zalzalah : 7-8. Yang maknanya : Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.



Muhasabah bisa berarti introspeksi diri, melakukan evaluasi, dan bersikap kritis kepadadiri sendiri. Bermuhasabah berarti mencoba mengenali kelebihandan kekurangan yang ada. Kelebihan yang diberikan Allah akan dimanfaatkan untuk menambah raihan kebaikan. Sementara kekurangan dijadikan sebagai momentum memperbaiki diri agar lebih baik dari waktu ke waktu.

Demikian keadaan orang yang aktif melakukan muhasabah.

Sejenak kita perlu melakukan renungan tentang umur,harta, kesempatan,dan waktu yang ada. Untuk apa umurkita selamaini? Dari mana kita memperoleh harta dan ke mana harta tersebut kita keluarkan? Bagaimana kita memanfaatkan kesempatanyang ada? Dan dengan apa kita mengisiwaktu hidup ini?

Nabi mengajarkan kepadakita untuk muhasabah lewat sabdanya; Orang yang beruntung adalah orang yang menghisab dirinya serta beramal untuk kehidupan setelah kematian. Sedangkanorang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsu serta berangan-angan terhadap Allah SubhanahuWataala. (HR. Turmudzi).



Ungkapan Nabi ini mengajak kita untuk fokus kepada visi kehidupan setelah kematian dan bersikap introspektif dalam memperbaiki aksi sebagai hamba Allah. Dari Nabi juga berikut para SalafusShalih (orang-orang terdahuluyang baik), kita bisa memperoleh suguhan aksi muhasabah mereka.

Ada empat aspek yang perlu kita lakukan muhasabah di dalamnya.


Pertama, Muhasabah dalam makanan dan minuman yang kita konsumsi.

Makanan dan minuman yang kita masukkan ke dalam perut akan memberi energi. Selama makanannya halal dan diperolehdengan cara yang tepat,akan melahirkan energi positif yang darinya kita terbawa kepada hal-hal yang baik. Namun,jika ternyata kita mengonsumsi makanan haram atau diperoleh dengan cara yang culas, maka makanan dan minuman tadi berubah menjadi energi negatif.



Rasululullah pernah tidak tidur semalaman. Kali ini Nabi tidak tidur bukan karena tengah bermunajah tapi tengah tenggelam dalam memikirkan sebutir kurma yang dimakannya pada siang hari sebelumnya.Beliau khawatir jika sebutir kurma yang telah tertelan oleh beliau itu ternyata adalah sedekah untuk kaum fakir-miskin.

Sayidina Abu Bakar Ash-Shiddiqjuga tidak mau kalah soal mengevaluasi sumber makanan dan minuman. Beliau pernah meminum segelas susu yang ada di meja hidangan karena rasa haus selepas beraktifitas.

Setelah minum, datanglah pembantunya dan memberitahu bahwa susu itu merupakan upah yang ia terima ketika dulu ia masih berprofesi sebagai juru ramal (dukun). Seperti disambar petir di siang bolong Abu Bakar mendengar berita dari pembantunya ini. Beliau berusaha memuntahkan susu dengan sekuat tenaga hingga tidak sadarkan diri. Usai siuman beliau mengatakan, Seandainya aku harus menebus nyawaku untuk mengeluarkan susuini, akan kulakukan,karenaaku mendengar Rasul telah bersabda,Setiap dagingyang tumbuh dari makananyang haram, maka api nerakalebih pantas untuknya.


Kedua, muhasabah perbuatan.

Kadang kala tindak tanduk berakibat fatal kepada diri sendiri maupun orang lain. Disadari atau tidak, kita sering jatuh dalam kesilapan dan kesalahan.Akibatnya, orang lain yang tidak tahu apa-apa bisa terkena getahnya.

Sikap muhasabah dalam tindak-tanduk tampak dari sosok Sayidina Umar bin Khattab yang pernah memukul kakinya dengan cemeti seraya berkata,Apa yang telah engkau kerjakan siang tadi.



Lain halnya dengan Ar-Rabi` bin Khaitsam,ia menggali lubang seperti kuburan di dalam rumahnya. Setiap kali ia merasa malas beribadah, ia langsung masuk ke dalam lubang tersebut agar selalu ingat bahwa dirinya suatu saat akan menjadi penghuni kubur,sehingga ia bergegas dalam beramal membawa pundi-pundi bekal sebanyak-banyaknya.


Ketiga, menghukum diri.

Kita sering mendengar bunyi pepatah, Gajah di pelupukmata tak terlihat, semutdi seberang lautan terlihat. Pepatah lama ini ingin kembali kita ingat,berapa sering kita melihat kesalahan orang lain tanpa pernah mampu melihat kesalahansendiri, berapa seringkita melihat orang-orang yang menyakitikita dan mengumpat namun jarang menyadari bahwa luka yang sama bahkan lebih dalam lagi telah kita torehkan di hati orang lain, berapa seringkita melempar batu dan sembunyi tangan, menjadi orang yang sangat pengecut padahal Allah mengetahui apa apa yang kita lakukan.

Ada banyak cara dilakukan untuk dapat menyadari kesalahan,seperti seseorang yang pernah berpapasan dengan seorang wanita yang bukan mahramnya. Tanpa sengaja ia melihat ke arah wanita tersebut. Menyadari bahwa dirinya telah melihat yang tidak halal baginya,segera ia menampar matanya dan berkata,Sesungguhnya engkau telah melihat hal yang merugikanmu.

Tidak kurang Sahabat Thalhah juga melakukan penghukuman diri. Ia pernah ketinggalan shalat berjamah di masjid karena sibuk mengurus kebun miliknya. Sebagai bentuk hukuman dan tebusan atas kelalaian menunaikan ibadah shalat dengan berjamaah,ia menyedekahkan kebunnya untuk umat.


Aspek keempat dalam muhasabah adalah mengevalusi alam pikiran tentang dahsyatnya api neraka.

SayidinaAli bin Abi Thalib merupakan sosokyang pantas diteladani dalam membayangkan betapa pedih siksa nerakaitu.

Pada suatu hari, datanglah Aqil bin Abi Thalib yang merupakan saudara kandungAli yang kala itu menjadi Amirul Mukminin. Ia meminta uang lebih dari apa yang sudah ia terima dari Baitul Mal. Ali memintanya untuk datang di malam hari.

Aqil datang di malam yang sudah dijanjikan. Sesampainya di kediaman Ali, Ali menyuruh Aqil mengambil satu bungkusan yang tertutup rapat. Dengan cekatan Aqil mengambil bungkusan tadi. Tak dinyana Aqil menjerit kesakitan tepat ketika ia mengambil bungkusan itu. Ternyata bungkusan itu adalah bara api yang ditutup dengan rapi. Aqil menjerit sampai pingsan.

Setelah sadar, Ali berkata kepada saudaranya, Baru dengan api dunia saja engkau sudah menjerit sedemikian rupa, bagaimana jika kita diikat dengan rantai jahannam karena menyelewengkan amanat umat, wahai Aqil!



Ada pula seseorang yang berusaha mengingat panas mendidihnya neraka dengan berguling-gulingdi gurun pasir pada sianghari. Orang ini berkata,Wahai Diri! rasakan ini. Dan neraka jahannam jauh lebih panasdari panas yang engkau rasakan saat ini.

Keempat, hal yang perlu kita evaluasi menjadi semacam ukuran sejauh mana keseriusan dalam memanfaatkan umur,harta, waktu, dan kesempatan,yang tersisa setelah menginjak tahun baru ini. Jika pada tahun sebelumnya,kita masih abai dan sering memandang sebelah mata pentingnya mengevaluasi makanan dan minuman halal, perbuatan, menghukum diri, dan pikiran akan siksa neraka, kini saatnya perlu untuk mengingat itu semua. Agar bukan sekadar ucapan selamat tahun baru yang kita lakukan namun juga melakukan aksi nyata dan menyemesta.



Ini sdkt vitamin yg ku dpt pagi ini, smoga bermanfaat bg kita smua....

Allahumma aamiin

Aamiin


Ukhti Nadia:

Makasih kultum nya ya Fitria..

Pratomo..
Subnahallah, Baarakallahu fik.. Jazakallah khair buat Ukhti Fitria

Akhi Fithrawan:

Yang lain, bisa sharing juga.. Ngga apa copy paste hikmah, dalam.suatu riwayat, ada anak panah yang terlontar dalam jihad fi sabilillah..



Yang masuk surga dan mendapat ganjaran ternyata bukan saja yang berjihad melontarkan panah terdebut, namun juga yang membuatnya, dan yang membelinya..

Semua yang diikhlaskan untuk Allah Ta'aala pasti dibalas berlipat lipat..

InsyaAllah..


Akhi Purwito:

Subhanallah.. barokallah ya ukhti fitria. Jazakillah khoiron katsiro 

Aq salut karo effort ngetik sampean..

Ilmu Dien yang bermanfaat itu investasi akhirat..


Akhi Fithrawan:

"Barang siapa mengajarkan kebaikan, dia memperoleh pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala orang tersebut.." Al Hadist



Subhanallah, betapa beruntungnya seorang guru MTQ di musholla musholla tersebut, mereka mengajarkan membaca Al Quran, mereka mendapat pahala bacaan ratusan anak yang diajarkan membaca Al Quran tersebut, padahal pahala 1huruf itu x10 x berapa orang x panjang surat..

Itulah pula sebabnya anak shalih merupakan salah satu dari 3 amal yg tidak putus pahalanya..

Anak adalah hasil usaha dan didikan orang tua, Rasulullah bersabda yg maknanya kurang lebih: "anak adalah hasil usaha orang tua, maka hasil usaha anak adalah juga merupakan hasil.usaha orang tua"

makanya setiap amal shalih sang anak, InsyaAllah orang tuapun mendapatkan ganjaran pahala meskipun orang tua sudah meninggal..



Itulah, bagi yang orang tuanya sudah dipanggil Allah Azza wa jalla, hendaknya sang anak banyak melakukan amal shalih dan kebaikan serta mendoakan.. Itu adalah salah satu bentuk rasa bakti kita kepada almarhum..

Dan ini sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wassallam..



Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar